Rabu, Januari 14, 2009

Hidup Lebih Hidup

Sepakbola merupakan olahraga yang paling populer di jagat raya ini. Olahraga ini memang sungguh menarik untuk dimainkan maupun ditonton. Dua puluh dua orang berebut satu bola, tendang sana, tendang sini. Setiap pemain mempunyai satu tujuan yang sama yaitu mencetak goal ke gawang lawan sebanyak-banyaknya. Inilah yang membuat sepakbola menjadi menarik. Coba bayangkan apa jadinya kalau sepakbola tanpa gawang!

Demikian juga dengan hidup ini, harus ada tujuannya, yang menjadikan hidup lebih hidup. Hidup harus dipenuhi dengan target-target yang harus dicapai. Betapa tidak menariknya hidup ini kalau sekedar untuk “menggelinding” tanpa tujuan yang jelas.
Bukan harga mati memang dalam mencapai target-target itu. Kita seringkali kedapatan harus mengikuti arus karena memang ada banyak hal diluar kontrol kita sebagai manusia. Itulah yang membuat adanya keseimbangan antara target (ambisi) pribadi dan otoritas Tuhan sebagai pencipta manusia.

“Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi Tuhanlah yang menentukan arah langkahnya.”

Untuk mencapai target hidup, kita harus membuat suatu perencanaan. Sebab, siapakah di antara kita kalau mau membangun sebuah menara, tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya? Supaya kita tahu apakah uang kita cukup untuk menyelesaikan menara itu atau tidak. Jikalau kita sudah membuat pondasinya dan ternyata tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihat pekerjaan itu, menertawakan kita. Atau, raja manakah yang kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang? Jikalau tidak, ia akan mengirim utusan selama musuh itu masih jauh untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian.

Perencanaan hidup yang kita buat haruslah “SMART”:
  • Specific, artinya khusus dan jelas
  • Measurable, artinya dapat diukur
  • Attainable, artinya dapat dicapai
  • Realistic, artinya realistis
  • Tangiable, artinya konkrit

Ada beberapa hal mendasar yang harus diperhatikan dalam membuat perencanaan hidup:

1. Hukum 20-80

Hukum 20-80 ini biasa disebut juga prinsip Pareto. Dalam hidup ini ternyata hanya 20% dari seluruh aktivitas kita yang menyumbangkan 80% hasil bagi kehidupan kita. Bagi seorang Ricardo Kaka, ternyata 20% dari seluruh kemampuannya, yaitu bermain sepakbola, menyumbangkan 80% kesuksesan dalam hidupnya.

Yang dimaksudkan oleh prinsip Pareto disini adalah prioritas. Kita memiliki banyak kegiatan, tetapi sulit bagi kita untuk dapat melakukan semuanya itu. Kita juga memiliki banyak kemampuan, tetapi sulit bagi kita untuk mempertajam semua kemampuan kita secara bersamaan. Kita perlu menentukan skala prioritasnya, mana yang merupakan 20% kegiatan dan kemampuan kita yang paling menonjol dan mampu menyumbangkan 80% keberhasilan dalam hidup kita.

Mudah sekali untuk terjerembab pada perangkap aktivitas, dalam kesibukan hidup. Kita bekerja makin keras menaiki anak tangga keberhasilan hanya untuk sadar bahwa tangga tersebut bersandar pada dinding yang salah.

2. Waktu


Waktu yang dimaksudkan disini adalah waktu yang tepat untuk melakukan sesuatu, atau kesempatan. Kesempatan seringkali hanya datang satu kali. Oleh sebab itu kita harus selalu siap sedia jika kesempatan itu datang menghampiri kita.

Kita punya satu hidup untuk ditempuh. Mungkin sudah kita lalui seperempat, sepertiga, bahkan mungkin lebih dari itu. Apa yang sudah kita lalui itu sudah lampau, dan takkan kembali lagi. Tetapi bagaimana dengan yang masih sisa? Apakah yang akan kita lakukan dengan itu? (Dr. Michael Griffiths)

Kekayaan yang disia-siakan kadang-kadang bisa diperoleh kembali. Kesehatan yang disia-siakan, jarang bisa diperoleh kembali. Namun, waktu yang disia-siakan, tidak pernah diperoleh kembali.

3. Merujuk Pada Tujuan Akhir


Merujuk pada tujuan akhir berarti memulai dengan pengertian yang jelas tentang tujuan kita. Hal ini berarti mengetahui kemana kita akan pergi sehingga kita sebaiknya mengerti dulu dimana kita berada sekarang. Dengan begitu kita akan tahu bahwa langkah-langkah yang kita ambil selalu berada pada arah yang benar.

Orang sering mendapatkan diri mereka mencapai kemenangan yang hampa. Keberhasilan diperoleh dengan mengorbankan hal-hal yang tiba-tiba mereka sadari jauh lebih berharga bagi mereka. Orang-orang dari pelbagai bidang kehidupan (dokter, akademisi, aktor, politikus, professional bisnis, dan atlet) sering berjuang untuk mencapai penghasilan yang lebih tinggi, pengakuan yang lebih besar, atau tingkat kecakapan profesional tertentu, hanya untuk mendapatkan bahwa dorongan mereka untuk mencapai cita-cita mereka membutakan mereka terhadap hal-hal yang sebenarnya paling penting dan malah sekarang sudah hilang.

Daftar Pustaka
  1. Covey SR. 7 Kebiasaan Manusia Yang Sangat Efektif. Binarupa Aksara: Jakarta 1997
  2. Wiloto C. Goal Setting. Renungan Harian edisi Januari 2009. Yayasan Gloria: Yogyakarta, 2009
  3. Yahya A. Sepakbola Tanpa Gawang. Renungan Harian, Rabu, 14 Januari 2009. Yayasan Gloria: Yogyakarta, 2009


Tidak ada komentar:

Posting Komentar