Selasa, November 18, 2008

CAMPAK (Rubeola, Measles)

Penyakit campak (rubeola, measles) adalah suatu infeksi virus akut yang sangat menular, yang ditandai dengan gejala prodromal infeksi virus dan ruam kulit. Penyakit ini disebabkan oleh karena infeksi virus campak, yaitu virus RNA rantai tunggal, anggota genus Morbilivirus dalam golongan Paramyxoviridae. Penularan infeksi terjadi melalui percikan sekret traktus respiratorius penderita campak pada waktu batuk atau bersin (air borne disease). Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum rimbulnya ruam kulit dan 4 hari setelah ruam kulit ada.

Campak pernah menjadi pembunuh nomor satu pada anak dimana wabah campak terjadi setiap 2-3 tahun, terutama pada anak-anak usia pra-sekolah dan anak-anak SD. Setelah vaksinasi campak digunakan secara meluas, penyakit ini menjadi sangat jarang ditemukan. Kekebalan terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi, infeksi aktif, dan kekebalan pasif pada seorang bayi yang lahir ibu yang telah kebal (berlangsung selama 1 tahun). Jika seseorang pernah menderita campak, maka seumur hidupnya dia akan kebal terhadap penyakit ini. Orang-orang yang rentan terhadap campak adalah bayi berumur lebih dari 1 tahun, bayi yang tidak mendapatkan imunisasi, serta remaja dan dewasa muda yang belum mendapatkan imunisasi kedua.

Patogenesis

Pintu masuk infeksi virus ini adalah melalui traktus respiratorius dan mungkin juga konjungtiva. Infeksi awal dan replikasi virus terjadi secara local dalam sel epitel trakea dan brokus. Setelah 2-4 hari, virus menginfeksi jaringan limfe lokal yang mungkin karena dibawa oleh makrofag. Setelah melakukan replikasi dan menyebar ke lifonodi regional, terjadi viremia, yang mengakibatkan penyebaran sistemik khususnya ke kulit dan membrane mukosa. Hasilnya adalah gejala dan tanda klinis dari penyakit ini.

Manifestasi Klinis

Stadium inkubasi

Masa inkubasi penyakit campak berlangsung kurang lebih 10-12 hari sebelum munculnya gejala prodromal yang pertama.

Stadium prodromal (kataral)

Stadium prodormal biasanya berlangsung 3-5 hari yang ditandai dengan demam ringan hingga sedang, batuk kering ringan, coryza, konjungtivitis, dan gejala prodromal tambahan lainnya seperti malaise, mialgia, fotofobia, dan edema periorbital.

Semua itu selalu mendahului timbulnya bercak Koplik, tanda patognomonis campak selama 2-3 hari. Meskipun bercak Koplik adalah tanda patognomonis campak, tidak adanya bercak tersebut tidak bisa menyingkirkan diagnosis penyakit campak.

Bercak Koplik adalah bintik-bintik berwarna kelabu, berukuran sebesar butir pasir (1-2 mm) dikelilingi areola berwarna kemerahan, kadang-kadang bercak tersebut bersifat hemoragis. Bercak Koplik biasanya ditemukan pada langit-langit keras (palatum durum) dan lunak (palatum mole). Selain itu, cenderung muncul berhadapan dengan gigi molar bawah dan dapat menyebar tidak teratur mengenai seluruh permukaan mukosa pipi. Meski jarang, bercak Koplik dapat pula ditemukan pada bagian tengah bibir bawah, langit-langit, dan karunkula lakrimalis. Bercak Koplik muncul dan menghilang dengan cepat dalam waktu 12-18 jam. Ketika menghilang, pada mukosa penderita masih ditemukan bercak diskolorisasi mukosa kemerahan.

Kadang-kadang stadium prodromal bersifat berat karena diiringi demam tinggi mendadak disertai kejang-kejang dan pneumonia. Biasanya coryza, demam, dan batuk akan semakin berat hingga seluruh ruam kulit meliputi permukaan tubuh penderita. Suhu badan penderita meningkat mendadak dengan timbulnya ruam-ruam kulit dan mungkin mencapai 40-40,5 0C. Ketika ruam kulit muncul pada tungkai dan kaki dalam waktu 2 hari, maka gejala-gejala penyakit akan mereda dengan cepat terutama pada kasus-kasus tanpa penyulit. Penderita hingga saat itu tampak sakit berat, tatapi dalam waktu 24 jam setelah penurunan suhu mendadak, mereka akan tampak sehat.

Stadium eksantematosa (ruam)

Ruam-ruam kulit biasanya mulai sebagai makula tidak tegas, terdapat pada bagian samping atas leher penderita, di belakang telinga, sepanjang batas rambut, dan pada bagian belakang pipi. Setiap lesi berubah menjadi makulopapuler, bersamaan dengan penyebaran cepat ruam kulit di seluruh muka, leher, lengan atas, dan bagian atas dada dalam waktu kurang lebih 24 jam pertama. Dalam 24 jam berikutnya, lesi-lesi menyebar menutupi punggung, abdomen, seluruh lengan, dan paha. Jika akhirnya lesi mencapai kaki pada hari ke 2-3, maka pada wajah mulai menghilang. Derajat beratnya penyakit berhubungan langsung dengan luas dan penyatuan ruam-ruam tersebut.

Stadium penyembuhan (konvalesen)

Proses menghilangnya ruam kulit berlangsung dari atas ke bawah dengan urutan sebagaimana proses permunculannya. Dengan menghilangnya ruam-ruam kulit maka terjadi pengelupasan kulit seperti sekam dan perubahan warna menjadi kecoklatan yang kemudian menghilang dalam waktu 7-10 hari.

Diagnosis

Diagnosis campak biasanya ditegakkan berdasarkan gambaran klinis khas penyakit, pemeriksaan laboratorium jarang diperlukan. Tetapi karena campak jarang ditemukan, penting untuk mengkonfirmasi terjadinya infeksi campak secara serologis dengan uji IgM campak. Selama stadium prodromal, dapat terlihat sel raksasa berinti banyak pada apusan mukosa hidung. Pada biakan jaringan dapat ditemukan virus penyebab penyakit. Jumlah leukosit cenderung menurun disertai limfositosis relatif.

Diagnosis Banding

Ruam kulit pada campak harus dibedakan dari eksantema subitum, rubella, infeksi virus echo, virus koksaki, adenovirus, mononukleosus infeksiosa, toksoplasmosis, dan ruam kulit akibat obat. Bercak Koplik bersifat patognomonis untuk campak. Roseola infantum (eksantema subitum) dapat dibedakan dari campak karena ruam kulit muncul bersamaan dengan hilangnya demam. Ruam-ruam kulit pada infeksi adenovirus dan enterovirus cenderung kurang jelas dibandingkan dengan campak, sebagaimana halnya dengan derajat demam dan beratnya penyakit.


DAFTAR PUSTAKA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar