Selasa, November 18, 2008

VARISELA (Cacar Air)

Cacar air adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Varisela zoster, virus yang berupa DNA rantai ganda, berdinding, dan berbentuk ikosahedral. Virus ini merupakan anggota dari keluarga herpesvirus. Manusia adalah satu-satunya penjamu alamiahnya. Penyakit ini biasanya ringan dan dapat sembuh sendiri dengan ciri berupa eksantema.

Penularan penyakit ini berawal dari paparan terhadap virus Varisela zoster melalui konjungtiva atau traktus respiratorius (air borne disease). Virus ini bereplikasi di nasofaring dan saluran napas atas, kemudian menyebabkan viremia primer dan menginfeksi limfonodi regional, hati, limpa, dan organ lainnya. Setelah itu diikuti dengan viremia sekunder yang menghasilkan infeksi pada kulit dengan ciri ruam vesikuler khas.

Setelah penyakit cacar air mengalami resolusi, virus tetap dorman di sel ganglia dorsalis sebagai infeksi laten seumur hidup. Pada reaktivasi oleh berbagai sebab, virus bermigrasi ke bawah mengikuti jalur saraf sensoris menuju kulit. Reaktivasi ini menyebabkan ruam pada dermatomnya dan sangat nyeri. Manifestasi dari reaktivasi virus Varisela zoster yang laten ini disebut Herpes Zoster.

Manifestasi Klinis

Masa inkubasi virus Varisela zoster bervariasi antara 10-14 hari, tetapi bisa juga memanjang hingga 21 hari. Pada akhir masa inkubasi, muncul gejala prodromal selama 24-48 jam yang mendahului munculnya ruam kulit. Gejala prodromal bisa berupa demam ringan, nyeri perut, sakit kepala, batuk, coryza, nyeri tenggorok, malaise, anoreksia, dan kadang-kadang disertai dengan ruam kulit skarlatiniform atau morbiliform.

Ruam kulit muncul dimulai dari tubuh penderita, kemudian menyebar ke muka dan kulit kepala dengan keterlibatan minimal. Bila ada, bisa juga dtemukan pada bagian distal anggota-anggota gerak. Rasa gatal adalah gejala yang mengikuti munculnya ruam kulit yang selalu ditemukan dan sangat mengganggu.

Ruam-ruam kulit tersebut terjadi secara cepat dan mulai sebagai gerombolan papul kecil-kecil berwarna merah. Ruam segera berubah menjadi vesikel jernih berbentuk lonjong seperti “tetesan air mata” dengan dasar eritem. Vesikel ini biasanya tidak berumbilikasi. Cairan dalam vesikel akan menjadi keruh dalam 24 jam. Vesikel tersebut mudah pecah dan kemudian berkrusta. Kadang-kadang vesikel langsung mengering sebelum menjadi keruh.

Jumlah lesi yang timbul pada puncak perjalanan penyakit tersebut antara 100-500 buah. Erupsi yang terjadi berupa papul, vesikel awal, lanjut, dan krusta yang semuanya didapatkan pada saat bersamaan (polimorfis). Kelompokan vesikel yang tersebar luas terus bererupsi selama 3-4 hari. Pada penyakit berat yang jarang terjadi, lesi kulit muncul sebagai gumpalan keras seperti mutiara.

Vesikel-vesikel bisa juga muncul pada mukosa terutama di dalam mulut. Vesikel ini dengan cepat akan mengalami perlunakan. Bagian atas lesi mengalami ulserasi dan membentuk ulkus dangkal. Yang jarang ditemukan adalah lesi pada mukosa alat kelamin, konjungtiva, dan kornea yang potensial menyebabkan bahaya bagi pengelihatan penderita. Selain lesi kulit, mungkin dapat ditemukan adanya limfadenopati menyeluruh.

Diagnosis

Diagnosis varisela atau herpes zoster biasanya ditegakkan berdasarkan gambaran klinis khas penyakit. Pemeriksaan laboratorium jarang diperlukan. Pada pemeriksaan darah biasanya ditemukan leukopenia dalam 72 jam pertama, kemudian diikuti dengan terjadinya limfositosis relatif dan absolut. Imunoglobulin G (IgG) antibodi virus Varisela zoster bisa dideteksi menggunakan beberapa metode. Peningkatan IgG antibodi 4 kali lipat atau lebih menunjukkan terjadinya infeksi akut.

Diagnosis Banding

Membedakan cacar air dengan penyakit cacar adalah hal yang penting. Petunjuk klinis yang bisa digunakan adalah:
  • Ruam kulit pada cacar air dimulai dari tubuh penderita kemudian menyebar ke perifer, sedangkan ruam kulit penyakit cacar cenderung menyebar dari perifer ke arah tubuh.
  • Lesi-lesi pada penyakit cacar cenderung ditemukan pada daerah kulit yang mengalami tekanan atau peregangan, seperti di atas punggung hidung, pergelangan tangan, daerah ikat pinggang, sedangkan lesi pada cacar air tidak memperlihatkan kecenderungan demikian.
  • Lesi-lesi pada penyakit cacar air bersifat lebih superfisial dan tidak berumbilikasi, sedangkan lesi penyakit cacar cenderung lebih dalam, bersifat jelas pada perabaan, dan biasanya berumbilikasi.
  • Lesi-lesi cacar air dapat dijumpai pada setiap tingkat perkembangan pada suatu waktu tertentu, sedangkan lesi-lesi penyakit cacar, pada setiap fase penyakit akan didapatkan tingkat yang sama.
  • Gejala prodromal cacar air berlangsung dalam waktu singkat (1-2 hari) dan biasanya bersifat ringan, sedangkan gejala prodromal penyakit cacar berjalan lebih lama (3-4 hari) dan dapat bersifat berat dimana ditemukan demam tinggi yang akan menurun dengan cepat bersamaan dengan munculnya ruam-ruam kulit.
DAFTAR PUSTAKA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar