Definisi
Benda asing di saluran napas ialah benda yang berasal dari luar tubuh atau dari dalam tubuh yang dalam keadaan normal tidak ada pada saluran napas tersebut.
Klasifikasi
Benda asing yang berasal dari luar tubuh disebut benda asing eksogen sedangkan yang berasal dari dalam tubuh disebut benda asing endogen. Benda asing eksogen biasanya masuk melalui hidung atau mulut.
Benda asing eksogen terdiri dari benda padat, cair, atau gas. Benda asing eksogen padat dapat berupa zat organik seperti kacang-kacangan dan tulang, ataupun zat anorganik seperti paku, jarum, peniti, batu, dan lain sebagainya. Benda asing eksogen cair dapat berupa benda cair yang bersifat iritatif, yaitu cairan dengan pH 7,4.
Benda asing endogen dapat berupa sekret kental, darah atau bekuan darah, nanah, krusta, perkejuan, membran difteri, bronkolit, cairan amnion, atau mekonium yang dapat masuk ke dalam saluran napas bayi saat persalinan.
Patofisiologi
Benda asing mati di hidung cenderung menyebabkan edema dan inflamasi mukosa hidung, sehingga dapat terjadi ulserasi, epistaksis, jaringan granulasi, dan dapat berlanjut menjadi sinusitis. Benda asing hidup menyebabkan reaksi inflamasi dengan derajat bervariasi, dari infeksi lokal sampai destruksi masif tulang rawan dan tulang hidung dengan membentuk daerah supurasi yang dalam dan berbau. Cacing askaris di hidung dapat menimbulkan iritasi dengan derajat yang bervariasi karena gerakannya.
Benda asing di bronkus biasanya terjadi pada anak di bawah umur 2 tahun. Biasanya didapati riwayat yang khas, yaitu pada saat benda atau makanan ada di dalam mulut, anak tertawa atau menjerit sehingga pada saat inspirasi, laring terbuka dan makanan atau benda asing masuk ke dalam laring. Pada saat benda asing itu terjepit di sfingter laring, pasien batuk berulang-ulang (paroksismal) sehingga terjadi sumbatan di trakea, mengi, dan sianosis. Bila benda asing telah masuk ke dalam trakea atau bronkus, kadang-kadang terjadi fase asimtomatik selama 24 jam atau lebih, kemudian dikuti oleh fase pulmonum dengan gejala yang tergantung pada derajat sumbatan bronkus.
Benda asing organik, seperti kacang-kacangan, mempunyai sifat higroskopik sehingga mudah menjadi lunak dan mengembang oleh air. Bisa juga terjadi jaringan granulasi di sekitar benda asing sehingga gejala sumbatan bronkus makin menghebat, akibatnya timbul gejala laringotrakeobronkitis, toksemia, batuk, dan demam yang tidak terus menerus (irreguler).
Benda asing anorganik menimbulkan reaksi jaringan yang lebih ringan dan lebih mudah didiagnosis dengan pemeriksaan radiologik karena umumnya benda asing anorganik bersifat radioopak. Benda asing yang terbuat dari metal dan tipis, seperti peniti atau jarum dapat masuk ke dalam bronkus yang lebih distal dengan gejala batuk spasmodik.Benda asing yang lama berada di bronkus dapat menyebabkan perubahan patologik jaringan sehingga menimbulkan komplikasi, antara lain penyakit paru kronik supuratif, bronkiektasis, abses paru dan jaringan granulasi yang menutupi benda asing.
Faktor yang mempermudah terjadinya aspirasi benda asing ke dalam saluran napas antara lain faktor personal (umur, jenis kelamin, pekerjaan, kondisi sosial, dan tempat tinggal), kegagalan mekanisme proteksi yang normal (keadaan tidur, kesadaran menurun, alkoholisme, dan epilepsi), faktor fisik (kelainan dan penyakit neurologik), proses menelan yang belum sempurna pada anak, faktor dental, medikal, dan surgical (tindakan bedah, ekstrasi gigi, dan belum tumbuhnya gigi molar pada anak yang berumur < 4 th), faktor kejiwaan (emosi dan gangguan psikis), ukuran dan bentuk serta sifat benda asing, faktor kecerobohan (meletakkan benda asing di mulut, persiapan makanan yang kurang baik, makan atau minum tergesa-gesa, makan sambil bermain pada anak-anak, dan memberikan kacang atau permen pada anak yang gigi molarnya belum lengkap).
Gambaran Radiologis
1. Benda asing cair
Tampak penebalan dan edema dinding bronkiolus (bronchial cuffing).
Terdapat gambaran semiopak menyebar dari sentral ke perifer, corakan bronkovaskuler meningkat, dan tampak bercak infiltrat terutama pada bronkus primarius kanan. Hal ini karena sudut cabang bronkial kanan lebih landai dibanding yang kiri.
Daerah perifer tampak hiperlusen karena adanya proses “air trapping”.
2. Benda asing padat
Tampak benda asing, terutama di bronkus primarius bila benda asingnya bersifat radioopak.
Tampak atelektasis pulmonal di sebelah distal bronkus yang mengalami obstruksi total.
Benda asing di saluran napas ialah benda yang berasal dari luar tubuh atau dari dalam tubuh yang dalam keadaan normal tidak ada pada saluran napas tersebut.
Klasifikasi
Benda asing yang berasal dari luar tubuh disebut benda asing eksogen sedangkan yang berasal dari dalam tubuh disebut benda asing endogen. Benda asing eksogen biasanya masuk melalui hidung atau mulut.
Benda asing eksogen terdiri dari benda padat, cair, atau gas. Benda asing eksogen padat dapat berupa zat organik seperti kacang-kacangan dan tulang, ataupun zat anorganik seperti paku, jarum, peniti, batu, dan lain sebagainya. Benda asing eksogen cair dapat berupa benda cair yang bersifat iritatif, yaitu cairan dengan pH 7,4.
Benda asing endogen dapat berupa sekret kental, darah atau bekuan darah, nanah, krusta, perkejuan, membran difteri, bronkolit, cairan amnion, atau mekonium yang dapat masuk ke dalam saluran napas bayi saat persalinan.
Patofisiologi
Benda asing mati di hidung cenderung menyebabkan edema dan inflamasi mukosa hidung, sehingga dapat terjadi ulserasi, epistaksis, jaringan granulasi, dan dapat berlanjut menjadi sinusitis. Benda asing hidup menyebabkan reaksi inflamasi dengan derajat bervariasi, dari infeksi lokal sampai destruksi masif tulang rawan dan tulang hidung dengan membentuk daerah supurasi yang dalam dan berbau. Cacing askaris di hidung dapat menimbulkan iritasi dengan derajat yang bervariasi karena gerakannya.
Benda asing di bronkus biasanya terjadi pada anak di bawah umur 2 tahun. Biasanya didapati riwayat yang khas, yaitu pada saat benda atau makanan ada di dalam mulut, anak tertawa atau menjerit sehingga pada saat inspirasi, laring terbuka dan makanan atau benda asing masuk ke dalam laring. Pada saat benda asing itu terjepit di sfingter laring, pasien batuk berulang-ulang (paroksismal) sehingga terjadi sumbatan di trakea, mengi, dan sianosis. Bila benda asing telah masuk ke dalam trakea atau bronkus, kadang-kadang terjadi fase asimtomatik selama 24 jam atau lebih, kemudian dikuti oleh fase pulmonum dengan gejala yang tergantung pada derajat sumbatan bronkus.
Benda asing organik, seperti kacang-kacangan, mempunyai sifat higroskopik sehingga mudah menjadi lunak dan mengembang oleh air. Bisa juga terjadi jaringan granulasi di sekitar benda asing sehingga gejala sumbatan bronkus makin menghebat, akibatnya timbul gejala laringotrakeobronkitis, toksemia, batuk, dan demam yang tidak terus menerus (irreguler).
Benda asing anorganik menimbulkan reaksi jaringan yang lebih ringan dan lebih mudah didiagnosis dengan pemeriksaan radiologik karena umumnya benda asing anorganik bersifat radioopak. Benda asing yang terbuat dari metal dan tipis, seperti peniti atau jarum dapat masuk ke dalam bronkus yang lebih distal dengan gejala batuk spasmodik.Benda asing yang lama berada di bronkus dapat menyebabkan perubahan patologik jaringan sehingga menimbulkan komplikasi, antara lain penyakit paru kronik supuratif, bronkiektasis, abses paru dan jaringan granulasi yang menutupi benda asing.
Faktor yang mempermudah terjadinya aspirasi benda asing ke dalam saluran napas antara lain faktor personal (umur, jenis kelamin, pekerjaan, kondisi sosial, dan tempat tinggal), kegagalan mekanisme proteksi yang normal (keadaan tidur, kesadaran menurun, alkoholisme, dan epilepsi), faktor fisik (kelainan dan penyakit neurologik), proses menelan yang belum sempurna pada anak, faktor dental, medikal, dan surgical (tindakan bedah, ekstrasi gigi, dan belum tumbuhnya gigi molar pada anak yang berumur < 4 th), faktor kejiwaan (emosi dan gangguan psikis), ukuran dan bentuk serta sifat benda asing, faktor kecerobohan (meletakkan benda asing di mulut, persiapan makanan yang kurang baik, makan atau minum tergesa-gesa, makan sambil bermain pada anak-anak, dan memberikan kacang atau permen pada anak yang gigi molarnya belum lengkap).
Gambaran Radiologis
1. Benda asing cair
Tampak penebalan dan edema dinding bronkiolus (bronchial cuffing).
Terdapat gambaran semiopak menyebar dari sentral ke perifer, corakan bronkovaskuler meningkat, dan tampak bercak infiltrat terutama pada bronkus primarius kanan. Hal ini karena sudut cabang bronkial kanan lebih landai dibanding yang kiri.
Daerah perifer tampak hiperlusen karena adanya proses “air trapping”.
2. Benda asing padat
Tampak benda asing, terutama di bronkus primarius bila benda asingnya bersifat radioopak.
Tampak atelektasis pulmonal di sebelah distal bronkus yang mengalami obstruksi total.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar